Ngaji Abi Daud
Oleh Gus Idris
Bab Thaharah
Menerangkan at-thakhally
ketika membuang hajat.
1. Abdullah bin
Maslamah bin Qo’nab al-Qo’naby bercerita pada kami, bahwa abdul qoriz ibn
Muhammad menyampaikan sebuah Hadis dari ibn Umar dari mugirah bin tsu’bah, bahwa Nabi SAW ketika membuang hajat menjauhi
kerumunan.
2. Musaddad bin
Musarhad bercerita pada kami, bahwa ‘isya bin yunus bercerita pada kami, bahwa
isma’il ibn abdul malik mengabari kami sebuah hadis dari abi jubair dari jabir
bin Abdullah, bahwa nabi SAW ketika hendak membuang hajat mencari tempat sepi
dan seorangpun tidak ada yang melihat.
Menerangkan
seorang yang mencari/menuju tempat kencing.
3. Musa bin ismail
menceritakan kami, bahwa hammad bercerita pada kami, bahwa abu tayyah mengabari
kami, bahwa sesepuh sahabat bercerita padaku, ketika Abdullah bin abbas sampai
di madinah mendengar sebuah cerita dari abi musa, maka Abdullah mengirim surat
berisi pertanyaan pada abi musa, kemudian abi musa mengirim surat berisi
jawaban pada Abdullah yaitu, pada suatu masa saya pernah bersama rasulullah,
dimana Rasul hendak pipis, beliau mencari tempat dengan tanah yang lunak pada
ujung sebuah tembok, setelah selesai Rasul bersabda, ketika seseorang hendak
pipis sebaiknya menuju tempat pipis dengan berjalan.
Menerangkan
bacaan hendak masuk tempat buang hajat.
4. Musaddad bin
musarhad bercerita pada kami, bahwa hammad bin yazid dan abdul waris bercerita
pada kami sebuah hadis dari abdul aziz bin suhaib dari anas bin malik
menyampaikan, dahulu rasul hendak memasuki jamban mengucapkan doa Ya
allah, sungguh aku memohon perlindungan padamu, dan doa aku berlindung pada
allah dari bahaya syaitan laki-laki dan syaitan perempuan.
5. Hasan bin umar
bercerita pada kami, bahwa waqi’ bercerita pada kami sebuah hadis dari tsu’bah
dari abdul aziz ibn syuhaib dari sahabat anas dengan narasi ya allah, sungguh
aku memohon perlindungan padamu, hadis dari tsu’bah dari murrah dengan narasi
aku memohon perlindungan pada allah, dan wuhaib menyampaikan ucapan dari abdul
aziz yaitu hendaknya memohon perlindungan pada allah.
6. Umar bin marzuq
bercerita pada kami, bahwa tsu’bah mengabari kami sebuah hadis dari qatadah
dari nadhar bin anas dari zaid bin arqam dari rasulullah, sungguh tempat buang
hajat ini ada penunggunya, maka ketika seseorang masuk kamar mandi selayaknya
mengucapkan doa aku memohon perlindung pada allah dari bahaya syaitan laki-laki
dan syaitan perempuan.
Menerangkan hukum makruh menghadap kiblat ketika membuang hajat
7. Musardan bin
musarhad bercerita pada kami, bahwa abu mu’awiyah bercerita pada kami sebuah
hadis dari a’mash dari Ibrahim dari Abdurrahman bin yazid dari salman, ia
berkata, disampaikan padaku bahwa nabi mengajarkan pada kita semua perkara,
bahkan perkara membuang hajat, salman menjawab, iya, sungguh nabi melarang kami
menghadap kiblat ketika BAB dan BAK, istinja’ dengan tangan kanan, istinja’
kurang dari tiga batu, dan istinja’ dengan kotoran unta kering atau tulang.
8. Abdullah bin
Muhammad an-nupaily bercerita pada kami, bahwa ibn Mubarak bercerita pada kami
sebuah hadis, dari Muhammad bin azlan, dari qa’qa’ bin hakim, dari abi salih,
dari abi hurairah, ia berkata, rasullah bersabda, posisiku dihadapan kalian
menempati posisi orang tua memberikan pelajaran, maka ketika seseorang hendak
membuang hajat supaya menghindari menghadap qiblat, membelakangi qiblat, dan peper
dengan tangan kanan, serta memerintah peper dengan 3 batu dan
mencegah peper menggunakan kotoran kering dan tulang.
9. Musaddad bin
musarhad bercerita pada kami, bahwa supyan bercerita pada kami sebuah hadis
marfu’ dari az-zuhri, dari ‘atha’ ibn yazid al laisy, dari abi ayyub, ia
berkata, ketika seseorang membuang hajat, baik BAB atau BAK, jangan menghadap
kiblat, namun menghadap arah timur atau barat. Kami mendatangi kota syam,
disana kami menemukan bangunan WC dengan menghadap qiblat, maka WC tersebut
kami renovasi, setelah itu kami memohon ampun pada allah.
10. Musa bin ismail bercerita pada kami, bahwa wuhaib bercerita pada
kami, bahwa umar bin yahya bercerita pada kami sebuah hadis dari abi yazid,
dari ma’qal bin ma’qil al asady, ia berkata, Rasul melarang BAB atau BAK menghadap
arah kedua-duanya qiblat. Abu daud berkata, rawi abu yazid itu seorang budak
yang dimerdekakan bani tsa’labah.
11. Muhammad bin yahya bin faris bercerita pada kami, bahwa sufyan bin
isa bercerita pada kami sebuah hadis dari hasan ibn dzakwan, dari marwan al
asphar, ia berkata, aku melihat ibn umar
memarkirkan kendaraannya menghadap qiblat, kemudian ia duduk dan kencing didekatnya
dengan menghadap qiblat. Aku menegurnya, abdur rahman, apakah perbuatanmu ini
tidak dilarang?, ia menyangkalnya,
sungguh ini dilarang jika dilapangan luas, namun ketika ada sebuah penghalang
yang dapat menutupi antaramu dengan qiblat, perbuatan ini tidak bahaya/masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar